LINUX Garuda
Menyambut momen hari Kebangkitan Nasional di bulan Mei 2011 ini, telah diluncurkan sebuah sistem operasi gratis open-source buatan anak negeri yang diberi nama Garuda OS. Pada momen Kebangkitan Nasional ini, telah lahir sistem operasi lokal bernama Garuda OS. “Hari Kebangkitan Nasional 2011 ini merupakan saat yang tepat untuk kita mulai belajar mandiri dan bangkit – khususnya di bidang TI – dengan mulai beralih dari menggunakan sistem operasi Windows bajakan ke Garuda OS,” tulis keterangan pada situs Garuda OS, Jumat (20/5/211).
Garuda OS adalah sistem operasi yang bersifat terbuka yang user friendly sehingga user yang biasa menggunakan windows pun akan mudah dalam menggunakannya. Garuda OS sendiri dirilis pada tahun 2011 dengan rincian 1.1 : keluaran tahun 2011, 1.1.5 : keluaran tahun 2011 bulan 5, Cakar : versi non final, dan Final : versi akhir. Nah versi yang final ini diluncurkan tepat pada saat Hari Kebangkitan Nasional (20 Mei 2011) yang mengartikan kebangkitan Teknologi Informasi Indonesia. Dengan moto “Go Legal, Go Local, Go Liberty jelas sekali bahwa OS ini diharapkan dapat merubah kebiasaan “membajak”, menggunakan produk luar, dan mengajak kita untuk bisa mandiri.
Fitur yang di usung oleh Garuda OS dengan tema ‘Lokal, Lengkap, Modern, Simpel, Mudah, Aman’ tidak kalah dengan beberapa OS terkenal saat ini semisal Microsoft, Mac, dll. Garuda OS diluncurkan dengan tujuan untuk menekan penggunaan software bajakan di dalam negeri.
Performa
Garuda OS menunjukan performa yang sangat baik di PC. Booting dan shutdown cukup cepat. Buka tutup aplikasi sangat responsif dan sangat nyaman. Memang kadang masih muncul kotak dialog “KDE Crash bla.. bla.. bla…”, namun sangat jarang, tidak separah Linux Mint 10 KDE yang pernah saya coba. Dari segi kestabilan masih unggul desktop berbasis Gnome. Untuk menginstall distro ini dapat menggunakan liveUSB dengan bantuan Unetbootin. Performa saat Garuda OS dijalankan secara liveUSB pun juga cukup gegas. Instalasi Garuda OS ke PC melalui liveUSB berlangsung cepat, hanya 25 menit Distro berukuran DVD ini sudah terinstall di PC. Selain di PC, Garuda OS dapat diinstal di netbook yang spesifikasi masih Intel Atom N280.
- Linux merupakan sistem operasi bebas dan terbuka. Sehingga dapat dikatakan, tidak terdapat biaya lisensi untuk membeli atau menggunakan Linux.
- Linux mudah digunakan. Dulu, Linux dikatakan merupakan system operasi yang sulit dan hanya dikhususkan untuk para hacker. Namun, kini, pandangan ini salah besar. Linux mudah digunakan dan dapat dikatakan hampir semudah menggunakan Windows.
- Hampir semua aplikasi yang terdapat di Windows, telah terdapat alternatifnya di Linux. Kita dapat mengakses situs web Open Sourceas Alternative untuk memperoleh informasi yang cukup berguna dan cukup lengkap tentang alternatif aplikasi Windows di Linux.
- Keamanan yang lebih unggul daripada Windows. Dapat dikatakan, hampir semua pengguna Windows pasti pernah terkena virus, spyware, trojan, adware, dsb. Hal ini, hampir tidak terjadi pada Linux. Di mana, Linux sejak awal didesain multi-user, yang mana bila virus menjangkiti user tertentu, akan sangat sangat sangat sulit menjangkiti dan menyebar ke user yang lain. Pada Windows, hal ini tidaklah terjadi. Sehingga bila dilihat dari sisi maintenance / perawatan data maupun perangkat keras-pun akan lebih efisien. Melindungi Windows dari serangan virus dengan menggunakan Linux.
- Linux relatif stabil. Komputer yang dijalankan di atas sistem operasi UNIX sangat dikenal stabil berjalan tanpa henti. Linux, yang merupakan varian dari UNIX, juga mewarisi kestabilan ini. Jarang ditemui, komputer yang tiba-tiba hang dan harus menekan tombol Ctrl-Alt-Del atau Restart untuk mengakhiri kejadian tersebut. Sehingga, tidaklah mengherankan bila Linux mempunyai pangsa pasar server dunia yang cukup besar. Dari hasil riset IDC, pangsa pasar server dunia yang menggunakan Linux pada tahun 2008 akan mencapai 25,7% (dapat dibaca di eweek.com).
- Linux mempunyai kompatibilitas ke belakang yang lebih baik (better backward-compatibilty). Perangkat keras (hardware) yang telah berusia lama, masih sangat berguna dan dapat dijalankan dengan baik di atas Linux. Komputer-komputer yang lama ini tidak perlu dibuang dan masih dapat digunakan untuk keperluan tertentu dengan menggunakan Linux (sebagai penunjang informasi dapat membaca artikel “Don’t Throw That Old PC Away–Give It New Life with Linux“). Selain itu, tidak pernah ditemui dokumen-dokumen yang lebih baru tidak dapat dibaca pada Linux versi yang lebih lama. Pada Windows, kita seakan dituntut untuk terus mengikuti perkembangan perangkat keras. Sebagai contoh, beberapa bulan lalu, telah dirilis Windows Vista. Beberapa dokumen yang dibuat dalam Windows Vista tidak dapat dibuka dalam Windows XP. Sehingga, mau tidak mau, kita harus beralih ke Windows Vista, dan itu berarti meng-upgrade atau membeli perangkat keras (hardware) baru yang lebih bagus (perangkat keras minimum Windows Vista dapat dilihat Microsoft.com). Atau, bisa jadi ada aplikasi-aplikasi yang dibuat beberapa tahun yang lalu tidak dapat dibuka lagi di Windows Vista, karena sudah tidak didukung lagi oleh Microsoft.
- Banyak pengguna yang belum terbiasa dengan Linux dan masih ‘Windows minded’. Hal ini dapat diatasi dengan pelatihan-pelatihan atau edukasi kepada pengguna agar mulai terbiasa dengan Linux.
- Dukungan perangkat keras dari vendor-vendor tertentu yang tidak terlalu baik pada Linux. Untuk mencari daftar perangkat keras yang didukung pada Linux, kita dapat melihatnya di Linux-Drivers.org atau LinuxHardware.org.
- Proses instalasi software / aplikasi yang tidak semudah di Windows. Instalasi software di Linux, akan menjadi lebih mudah bila terkoneksi ke internet atau bila mempunyai CD / DVD repository-nya. Bila tidak, maka kita harus men-download satu per satu package yang dibutuhkan beserta dependencies-nya.
- Bagi administrator sistem yang belum terbiasa dengan Unix-like (seperti Linux), maka mau tidak mau harus mempelajari hal ini. Sehingga syarat untuk menjadi administrator adalah manusia yang suka belajar hal-hal baru dan terus-menerus belajar.